Beranda > Uncategorized > Menata Rumah Kecil

Menata Rumah Kecil

Pada umumnya rumah-rumah di perkotaaan mempunyai luas lahan yang relatif kecil dengan struktur bangunan yang sederhana.  Rumah-rumah dibangun berdempetan membentuk lingkungan yang kumuh dan padat, hampir tidak ada jarak pemisah antara satu rumah dengan rumah lainnya. Sehingga apabila terjadi sesuatu hal, misalnya kebakaran maka akan dengan cepat merembet menghanguskan rumah lainnya. Apalagi melihat fasilitas ruang yang ada, jelas amat tidak memadai bila ditinjau dari sudut penataan interior yang baik, selain digunakan untuk kegiatan penghuninya, tidak jarang ruang tersebut dikontrakan kepada mahasiswa atau karyawan, yang kebetulan tempat kerja atau sekolahnya berdekatan dengan lingkungan tersebut. Akibatnya setiap ruang didalam rumah menjadi tidak kondusif bagi kenyamanan dan kesehatan penghuninya.

Malahan di kota besar seperti Jakarta dan ibukota propinsi lainnya, tidak sedikit rumah-rumah petak dibangun persis dipinggiran kali dengan atap seng yang telah lapuk, atau rumah dipinggiran rel kerata api yan terbuat dari dinding papan yang rapuh. Hal tersebut menggambarkan sebuah kondisi lingkungan yang amat rentan untuk menjadi pusat kejahatan sosial masyarakat, misalnya tempat transaksi narkoba, prostitusi dan kejahatan lainnya, yang berimplikasi mengganggu keindahan dan kenyamanan kota secara keseluruhan.

Dikarenakan tanah dan rumah di perkotaan amat terbatas, maka untuk mendapatkan sepetak tanah saja begitu sulit, apalagi untuk membangun rumah yang megah dan mewah, tentu memerlukan waktu lama dan biaya yang besar. Malah bukan tidak mungkin, memiliki rumah hanya sebuah ilusi semata.

Ada banyak alasan yang menyebabkan seseorang sulit mendapatkan tanah di kota besar, pertama amat mahalnya harga tanah, sehingga menyulitkan kepemilikan bagi penduduk berpenghasilan pas-pasan. Kedua, belum adanya pembangunan perumahan yang luas dan merata sehingga masyarakat terkonsentrasi dan berdesak-desakan di kota besar. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang belum menyentuh kepentingan rakyat mengenai perumahan yang murah dan layak. Ketiga, biaya pembangunan rumah yang besar yang disebabkan oleh mahalnya material bangunan dan biaya tukang. Keempat, kecenderungan penduduk urban atau pendatang yang lebih menekankan untuk membangun rumahnya di kampung halamannya sendiri, ketimbang membangun rumah di daerah rantaunya.

Oleh karena itu untuk menyediakan hunian yang layak bagi penduduk perkotaan, beberapa pengembang membangun  rumah kecil dan sederhana didaerah sekitar pusat industri. Selain itu, menyediakan pula rumah susun disekitar lingkungan yang dekat dengan pusat perkantoran atau pendidikan. Sungguhpun tergolong kecil tapi masih menyisakan sedikit lahan yang bisa dikembangkan oleh penghuninya.

Pada prinsipnya rumah-rumah dibangun bukan hanya menaungi diri dan keluarganya dari panas dan hujan, juga menjadi pusat interaksi diantara anggota keluarganya. Selain  itu, mampu mendekatkan karyawan ketempat kerjanya, yang sekaligus bisa mempersingkat waktu perjalanan, lebih dari itu rumah menjadi simbol dan status bagi pemiliknya. Rumah telah menjadi bukti dan identitas keberhasilan hidup mereka di kota besar.

Oleh karena itu, kecil dan sempitnya rumah tidak menyurutkan minat mereka untuk tetap menata rumahnya dengan baik. Terlihat rumah di cat warna-warni  dengan kombinasi warna yang indah. Bunga dan pohon-pohon yang tumbuh di halaman menambah semarak dan asrinya lingkungan peruamhan tersebut.

Tentu, pada awalnya mereka menghadapi kesulitan tatkala mau menata rumahnya. Selain harus menampung barang bagi keperluan hidupnya, juga harus menyediakan sarana bagi aktivitas seluruh penghuni rumah. Tidak mengherankan, hampir sebagian besar rumah-rumah tersebut mengalami perluasan pada lahan kosong yang masih tersedia atau merenovasi secara menyeluruh sehingga mampu menghadirkan lingkungan yang lebih representatif.

Perubahan-perubahan tersebut diantaranya melalui penambahan struktur bangunan dengan mempersempit teras atau taman belakang. Dan, mengembangkannya menjadi bangunan dua lantai sehingga bisa menambah ruang yang dibutuhkannya.

Keterbatasan lahan bukan halangan

Sekecil apapun rumah yang kita miliki,  perlu kiranya ditata sesuai dengan luas dan fungsi dari ruang tersebut. Masalahnya adalah bagaimana menata rumah dengan luas yang amat terbatas? Lalu, bagaimana menciptakan suasana rumah yang sehat dan nyaman pada ruang yang relatif kecil? Penting untuk di ketahui, bahwa rumah kecil dengan ruang terbatas tidak menghalangi pemiliknya untuk menghadirkan ruang yang nyaman dan sehat. Yang jelas, kita harus menyiasati dan menatanya dengan bijak.

Ada beberapa hal pokok yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil maksimal pada penataan rumah kecil ini, pertama, penghuni rumah harus mendata semua aktivitas yang senantiasa dilakukan di dalam rumah, tulis dan catat secara lengkap jangan sampai terlewatkan. Hal ini penting, karena data aktivitas sehari-hari menjadi pijakan pada kelengkapan alat rumah tangga yang akan diperlukan.

Kedua, menentukan perangkat yang akan menunjang segala aktivitas di rumah tersebut. Dan, jangan lupa bahwa perangkat dan segala  isinya harus dirancang dengan efektif dan efisien. Artinya ruang sekecil apapun di rumah kita musti dimanfaatkan dengan sempurna, misalnya ruang dibawah tangga atau diruang dapur yang sering tidak dimanfaatkan maksimal, seharusnya dirancang menjadi tempat yang fungsional, seperti mengolahnya menjadi ruang untuk rak buku, lemari pakaian, akuarium, tempat kamar mandi, dan seterusnya.

Ketiga, jangan memaksakan diri mengisi ruang rumah kita dengan sesuatu barang atau benda yang menyita ruang, sehingga menyebabkan ruang menjadi sempit. Usahakan menyeimbangkan kondisi barang yang akan dibeli dengan kondisi ruang rumah kita, sehingga penataan ruang bisa maksimal tanpa menyebabkan kesumpekan. Keempat   jangan segan dan sayang untuk membuang barang yang sudah tidak diperlukan, serta hendaknya membuang barang yang tidak lagi berfungsi. Karena sedikit saja barang-barang tersebut mengisi rumah kita, bisa mengganggu kerapihan dan kenyamanan ruang. Kebiasaan buruk dari penghuni rumah adalah senantiasa menyimpan piranti yang sudah tidak terpakai, dengan alasan siapa tahu pada suatu hari nanti bisa dimanfaatkan lagi, padahal sikap ini justru mendorong terciptanya kesumpekan dan kekumuhan rumah kita.

Untuk menciptakan rumah yang lapang pada ruang sempit tentunya bukan perkara mudah, perlu pemikiran yang jernih sehingga kita mampu mendapatkan ruang yang efisien. Banyak cara dilakukan desainer interior untuk menyiasati kondisi ini. Secara umum pengaturan ruang yang akan menopang kenyamanan dan keindahan bisa dibagi kedalam tiga golongan besar yaitu pengaturan secara fungsional, emosional (psikologis), dan dimensional.

Dapat dikemukakan disini contoh pengaturan secara fungsional seperti pembuatan ruang pemisah (divider), baik dinding masif maupun partisi menjadi salah satu penyebab sempitnya ruang. Padahal ada beberapa trik untuk menghilangkan kesan  sempit dengan tetap menghadirkan partisi didalamnya. Diantaranya, gunakan partisi rendah maksimal 100 cm, untuk tetap memberikan akses visual kedalam ruang. Atau membuat partisi tembus pandang —bisa berbentuk lemari — sebagai sarana untuk menempatkan aneka hiasan, cukup dengan tampilan rak-rak atau ambalan saja, dengan sedikit tambahan lampu hias pada lemari tersebut akan menambah keindahan  sebuah partisi, sekaligus memisahkan dua ruang berbeda.

Selain itu, menghadirkan cermin didalam ruangan dapat membantu mereflesikan ruang lebih luas, karena cermin bisa memantulkan objek yang ada didepannya. Penempatan cermin bisa melalui penempelan seluruh dinding ruang atau sekedar menggantungkan cermin yang didesain sesuai keinginan kita. Dengan penataan yang baik dan menampilkannya dalam pigura yang indah. Sebuah cermin, selain menunjang kesan luas terhadap ruang, juga menghadirkan ruang menjadi lebih hidup.

Selanjutnya, hiasan dinding atau lukisan yang tergantung di ruangan kita, bila ditata dengan apik tentu akan menampilkan komposisi yang menarik. Tetapi sebaliknya, bila hiasan dan pernak-pernik di tempatkan dengan jumlah banyak dan menyita ruang, alih-alih menghasilkan suasana yang nyaman, justru akan menimbulkan kesan sumpek dan padat, yang akan mengganggu pandangan serta keharmonisan ruang. Oleh karena itu hindari hiasan yang berlebihan.

Tidak kalah penting, untuk  membeli piranti furnitur yang multi fungsi, misalnya sofa-bed selain berguna untuk duduk atau membaca, juga bisa digunakan untuk berbaring diatasnya.

Sedangkan contoh pengaturan secara emosional misalnya pemakaian warna, yang amat berpengaruh terhadap psikologi ruang. Warna yang gelap dan redup menyebabkan ruang menjadi sempit dan mencekam, lain halnya bila kita menampilkan warna yang terang dan cerah akan menciptakan suasana lebih lapang dan luas. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari warna hitam, coklat tua, biru tua, dan merah untuk rumah kecil, dan dianjurkan untuk menghadirkan warna putih, krem, hijau muda, biru pastel pada rumah kita. Bila terpaksa memakai warna tua dan gelap hendaknya hanya pada bagian-bagian tertentu saja, dan pada bidang yang tidak mendominasi ruang.

Adapun pengaturan secara dimensional berhubungan dengan dimensi ruang dan ukuran perangkat interior. Ukuran perangkat interior meliputi jumlah dan ukuran itu sendiri, misalnya jumlah lampu, kursi, ukuran meja, sofa, tempat tidur, lemari dan seterusnya. Contohnya, pada ruang tamu, tidak perlu memaksakan untuk membeli  semua ukuran kursi misalnya kursi 1-2 -3 dudukan, bilamana hanya memuat 1 dan 2 dudukan saja, belilah sejumlah itu. Atau lebih baik lagi, membuat sofa atau kursi secara khusus disesuaikan dengan dimensi ruang tamu kita. Sekaligus dengan menambahkan fungsi ganda dari kursi yang kita buat, selain untuk duduk dibawahnya bisa dibuat tempat untuk menyimpan koran, majalah, taplak, dan sejenisnya.

Pada ruang makan, bila tidak memungkinkan menata jumlah kursi yang kita inginkan, maka hendaklah meletakan kursi sebatas yang termuat di ruang tersebut. Lebih efektif membuat sendiri desain meja makan yang menyatu dengan pantry pada dapur, selain meghemat ruang secara amat signifikan juga mencitrakan suasana kekinian yang moderen. Dan, akan lebih efisien bila pada bagian bawah meja makan tersebut dibuat rak untuk menyimpan perlengkapan makan, minum, serta alat-alat lainnya.

Pada ruang tidur, maka seyogyanya tidak harus membeli spring bed dengan ukuran standar, karena bila ukuran kasurnya besar maka akan mengganggu luasnya ruang, tetapi bila berukuran kasur kecil maka tidak akan memuat seseorang untuk tidur dengan nyaman. Tentunya lebih baik, bila kita membuat tempat tidur sendiri yang dirancang berdasarkan luas sesuai ukuran ruang dan ukuran kasur yang sesuai dengan ukuran penggunanya.

Adapun untuk anak-anak bisa dibuat tempat tidur bertingkat yang memuat dua anak atau lebih. Juga tidak salah, bila kita membuat tempat tidur yang dibawahnya diperuntukan untuk meja belajar atau menyimpan lemari baju yang digabung dengan lemari buku.  Sehingga satu ruang bisa dimaksimalkan untuk dua fungsi berbeda yang keduanya amat diperlukan untuk aktivitas anak kita.

Adapun yang menyangkut dimensi ruang adalah memaksimalkan ukuran sebuah ruang menjadi ruang yang efisien misalnya ruang kerja digabungkan dengan ruang santai, ruang makan digabung dengan dapur, atau ruang keluarga digabungkan dengan ruang baca, pada ruang keluarga sedini mungkin dihindari penggunaan furnitur dan sejenisnya yang besar dan berat. Cukup menyimpan meja atau lemari kecil yang bisa digeser, sehingga memudahkan kita merubah posisi lemari atau meja ketempat yang lebih lapang.

Pada dasarnya tidak ada kesulitan dan kendala berarti pada penataan rumah kecil, asal kita mempunyai ide dan kreativitas menata ruang tersebut, niscaya kesulitan apapun bisa terhindarkan. Kecil dan sederhananya rumah yang kita miliki, bila kita mampu menata dan merancangnya dengan baik, maka akan menghasilkan suasana ruang yang cozy. Akhirnya, rumah yang indah dan tertata rapih bisa menumbuhkan rasa percaya diri kepada pemiliknya untuk dengan dada tegak mengatakan bahwa rumahku adalah surga bagiku.

Iwa Misbah Praktisi dan pengamat desain

Kategori:Uncategorized
  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar